NORMAL BRAKE PESAWAT CN-235
Sistem
brake berfungsi untuk mengontrol pengisian hidrolik pada main wheel
brake guna melambatkan pesawat, memarkir pesawat dan untuk differential
braking.
System
hydraulic pump kanan memberikan suply tekanan hydraulic 3000psi masuk
kedalam power brake valve dimana power brake valve berfungsi mengatur
output dan input hydraulic power secara metering sesuai yang diinginkan
kemudian pilot ataupun copilot mengomandoi dengan menginjak pedal
mengatur pijakan pedal untuk menginginkan berapa besar tekanan hydraulic
yang akan keluar dimana maksimal tekanan yang keluar dari power brake
valve 1500 psi lalu hydraulic tekanan tadi menuju ke quantity fuse
dimana berfungsi sebagai penutup secara otomatis apabila terjadi
kebocoran setelah kemudian tekanan hydraulic langsung menuju ke shuttle
valve yang berfungsi suatu valve yang mengatur dua input satu output.
Apabila Hydraulic pump tidak berfungsi maka secara otomatis akan beralih
ke normal brake Accumulator kemudian apabila normal brake tetap tak
berfungsi maka secara otomatis akan beralih memakai Emergency/Parking
brake Accumulator(pengumpul), dan alat ini dipasang sebagai sistem
alternatif/pilihan (alternate System). Accumulator ini juga memberikan
tekanan (pressure) untuk mengerem pesawat yang diparkir (parking brake).
Ada dua brake control system yang terpasang dan tidak saling bergantung satu sama lain yaitu:
· Normal brake system.
· Emergency/Parking brake Accumulator
1. Non Return Valve
Non
return valve terbuat dari campuran alumunium dan house spring dan
valve assembly. Badan dan penutup memiliki integral hydraulic ports
asal saja terhubung ke normal braking system hidraulic pipelines.
Sebuah anak panah didalam valve body mengindikasi langsung arus
hydraulic fluida. Dua Non return valves terpasang di normal braking
system satu di hydraulic pressure suply line, dan biasanya di hidraulik
return line. Kedua valves mirip dengan kontruksi dan pengoperasiannya.
Operasi
Hidraulic
fluida masuk ke valve through sebuah inlet port, unseat internal valve
assembly dan trough ke outlet port. Apapun kecenderungan arus hydraulic
fluida ke through valve sebaliknya langsung dihalangi oleh internal
valve assembly, dimana held seat ditahan oleh spring. Kemudian Valve
satu arah hydraulic yang dilewati kemudian hidraulic tersebut tak dapat
kembali.
2. Accumulator
Accumulator
merupakan mesin cylinder dengan sebuah Integral end dimana drilled dan
threaded dari sebuah nitrogenb lalu end cylinder menutup oleh end cap
memiliki sebuah hydraulic dan vent. Cylinder membagi kedalam dua
chambers oleh sebuah Fully floating sealed piston.
Kemudian
terpasang di pesawat, accumulator mengisi nitrogen kesebuah
pre-determined pressure kemudian nitrogen terhubung. Kemudian berfungsi
menyimpan hydraulic power yang berfungsi apabila hydraulic pump tidak
berfungsi.
Operasi
Dengan
hydraulic power system beroperasi, bergerak ke internal piston
progresivelly toward nitrogen berakhir di cylinder dan kompres nitrogen
charge. Di kondisi ini accumulator stores hidraulic fluid untuk
menampung system pressure fluctuasi dan menyediakan tekanan fluida
menyuplai kemudian hidraulic system tidak memberikan tekanan.
3. Gas Pressure Gage/accumulator gage/charging valve
Gas
Pressure Gage/accumulator gage/charging valve digunakan untuk mengisi
accumulator dengan nitrogen dan register pressure dengan accumulator
cylinder, benda tersebut rapat charging valve dengan pressure dengan
pressure gage calibrated dari 0 sampai 4000 psi. Suatu alat untuk menunjukan tekanan gas nitrogen didalam accumulator dan apabila berkurang dapat diisi kembali.
4. Discharge Valve
Discharge
valve terbuat dari campuran alumunium dengan Integral valve dan spring
assembly. Plunger memberikan pengoperasian manual di internal valve.
Body memilih dua integral hidraulic ports, satu merupakan inlet
conection dari normal braking system hydraulic pressure dan yang lainnya
merupakan outlet connection menuju ke hidraulic fluid common return
line. Cap installed didalam valve body clamps discharge valve di posisi
puncak di struktur pesawat discharge valve dapat juga berbungsi untuk
breading atau membuang hydraulic didalam rangkaian accumulator.
Operasi
Dengan discharge valve plunger dalam posisi tidak beroperasi. Normal
braking system hidraulic pressure mencegah dari passing through valve
hydraulic fluida common return line oleh internal valve dan spring
assembly kemudian plunger mendorong. Internal valve assembly memindahkan
dari sebuah seat allowing normal braking system hidraulic pressure ke
pass through valve ke hidraulic fluid common return line kemudian
plunger dibebaskan springs return internal valve assembly kesebuah seat.
5. Brake Pressure Indicator
Brake
Pressure Indicator memberikan visual display hidraulic pressure di
normal braking system indicator installed dilower left side HYDRAULIC
SYST control unit/indication panel di flight compartnen overhead panel.
Scale di indicator dial adalah graduated dari 0 sampai 4000 psi
increments 200 psi. terutama increments market 0,1,2,3, dan 4.
Operasi
Indicator
menerima pressure related electrical signal dari brake pressure
transducer. Indeicator mechanism drives point memindahkan scale untuk
memberi indikasi pressure proportional ke signal.
6. Pressure Transducer
Brake
pressure tranducer lokasi di RH MLG bay, yaitu memasang di hydraulic
pressure suply line dari hydraulic modul ke brake unit. Hal tersebut
konvensional tranducer dimana convert signal. Sinyal memancar ke
indicator dimana hal tersebut converted ke pressure indicator disebuah
scale. Adapun fungsi nya yaitu tekanan hydraulic yang diubah ataupun
diganti menjadi sinyal electrik.
Operasi
Transmitted
keluar sinyal 0-SV dc 0 sampai 4000psi, kemudian transducer normal
operasi pressure 3000psi, keluar sinyal ke indicator yaitu 3,75 V dc.
7. Power Brake Valve/Brake regulator valve
Power
brake/Brake regulaor valve terbuat dari campuran alumunium rumah
internal valve dan spring assemblies, dan mechanically dioperasikan
plunger. Plunger dioperasikan oleh lever assembly hinged untuk akhir
dari valve body. Empat hydraulic ports satu port tersampung ke normal
braking system hydraulic pressure supply. Satu ke wheel brake unit satu
ke hydraulic fluid common return line kemudian satu untuk menarik
kembali garis terutama landing gear actuator cylinders. Dua mounting
holes di valve body tersambung dengan bolts di structur pesawat. Juga
berfungsi mengatur output/input hydraulic power secara metering sesuai
yang diinginkan oleh pilot/copilot.
Operasi
Landing
gear menarik kembali, hydraulic pressure dari main landing gear (MLG)
up line serta menyuplai agar retraction line port. Pressure menggerakkan
internal spring dan alve assembly untuk posisi dimana menarik kembali
line port ke brake unit regulated oleh relevant valve. Kemudian main
landing gear (MLG) menarik kembali dengan sempurna. Pressure menarik
kembali line port membebaskan dan internal spring serta valve assembly
return ke posisi normal. Hidraulic common return port membuka pressure
fluid dari brake unit.
8. Anti-Skid Valve
Anti
skid valve dioperasikan oleh sebuah solenoid, Tiga jalan, dua posisi
valve dimana disuply brake pressure, perintah dari brake regulator
valves ke wheel brakes. Anti skid valve juda merespon sinyal dari Anti
Skid Control Unit ke meter brake pressure menuju ke hydraulic return
line. Valve merupakan sebuah light alloy body dimana mempunyai tiga
hydraulic yang tersambung pengenal seperti INLET. Brake dan return
sebuah receptacle terpasang didalam body menyediakan electrical
dipermukaan ke solenoid. Total
dari keempat anti skid valves merupakan terpasang di normal brake
system. Beberapa valve controls satu aircraft brake unit. ASCU berisi
printed circuit board (PCB,s) dimana dikontrol oleh anti skid sinyal
dari wheel (single dan paired). Kesalahan pendeteksian dan isolasi
(Built-In-Test).
Operasi
Dengan
bekerjanya anti skid system, Hydraulic pressure diperintahkan oleh Anti
Skid Control Unit(ASCU) menerimanya memonitor dan menganalisis wheel
speed signals dari beberapa main wheel tranducer. Kemudian ASCU membaca
kondisi skid. Hal itu merupakan aba-aba anti skid valve mengurangi
brake pressure untuk merespon brake unit oleh terhubungnya hydraulic
pressure line ke common return line.
9. Shuttle Valve
Shuttle
Valve terbuat dari campuran alumunium mesin dengan control bore
stainless steel bujo fitting memasang beberapa end body tersambung ke
normal dan emergency brake system supplies. Central tersambung, complete
dengan sealing ring tersambung ke brake unit hydraulic inlet dengan
valve body tapered shuttle bebas ke slide inside valve bore. Shuttle
valve bolted ke beberapa brake unit dan berfungsi seperti ‘’change
over’’ valve untuk supply selected system, normal atau emergency ke
wheel brake. Selama normal braking system aplikasi internal shuttle
menggerakkan untuk menutup normal system inlet dan direct hydraulic
fluid pressure dari emergency inlet conection ke brake unit.
10. Quantity Fuse/shut off valve
Shut off valve terbuat dari campuran alumunium cylinder dengan fitting satu end selama tersambung ke brake unit. Sebaliknya mati tertutup oleh end cap dengan fitting selama tersambung ke cylinder oleh internal drillings. Cylinder
body bored dan mesin ke house spring loaded piston dan slide type
valve. Lokasi dan retained oleh end-cap. Boss bored dan mesin ke house
spring loaded poppet type bypass valve. Bypass valve lokasi dan retained
oleh end-cap dimana fitting selama alat pelengkap manual beroperasi.
Shut off valve self-resetting without reverse flow dan memasang dengan
bypass operasi lever di normal posisi tertutup.
11. EMERGENCY/PARKING BRAKE
Emergency/parking
brake dioperasikan dengan mendorong handle (1), lever assembly (3)
dioperasikan oleh brake parking control valve plunger (4). Pengoperasian
plunger membuka valve (5) dan fluid pressure pass dari inlet conection A
ke outlet conection C dari outlet conection C, fluid menyuplay shuttle
valve (7) lewat shut off valve (6). Hidraulic pressure memindahkan
internal sliding shuttle of valve (7) menutup normal braking system
menyuplai inlet dan passes thrust valve dioperasikan ke wheel brake
unit. Kemudian dioperasikan handle (1) melepaskan spring (2) pressure
pulls lever assembly (3) jalan dari plunger (4) melepaskan brake parking
control valve (5) dimana menutup bawah action internal spring dan valve
assembly menutup valve (5) shut off inlet conection A dan tersambung C
dan B. Fluid pressure melepaskan dari wheel brake dan return kecommon
hydraulic return line lewat connection B non return valve. Terutama
hydraulic power system tidak berfungsi hydraulic pressure ke brake
parking control valve (5) disupply oleh nitrogen charged accumulator
(13) hidraulic pressure dari accumulator mengisidengan menggunakan
emergency braking system oleh non return valve terpasang hydraulic
pressure supply line. Accumulator (13) memiliki pressure reserve untuk
memberikan minimum six pull emergency braking system transmitted ke
indicator gage oleh transmitter terpasang diantara non return valve (8)
dan accumulator (13). Untuk membebaskan semua pressure di emergency
braking system depress plunger (11)di discharge valve (12) hidraulic
pressure stored within system secara langsung thrust discharge valve, ke
hydraulic common return line pulling handle (1) fully out dan turning
it thrust 45 derajad mengunci dikontrol valve (5) diposisi sedang beroperasi. Full system pressure, didampingi oleh accumulator (13) dapat bekerja di brake unit.
a. SISTEM ANTI-SKID CONTROL
Sistem
anti-skid control tersedia hanya pada sistem normal brake. Sistem
anti-skid ini merupakan sistem digital yang mempunyai tugas-tugas utama
sebagai berikut:
- Wheel skid control
Wheel
skid control merupakan sistem close loop control yang secara terus
menerus mengubah brake force (gaya rem) yang sebanding dengan quantity
of wheel slip yang dihitung untuk mencegah roda tergelincir/slip. Jadi
fungsi wheel skid control ini adalah mengontrol kecepatan setiap roda
melalui anti-skid servo valve dan brake.juga mengontrol brake pressure
modulation jika diperlukan untuk mencegah deep tire skiddimg (ban
tergelincir lebih dalam) dan untuk meminimalkan stopping distance (jarak
berhenti).
Untuk
setiap sinyal wheel speed, ASCU menghitung wheel speed, reference wheel
speed (wheel speed tertinggi di strut/axle) dan quantity of wheel slip
(perbedaan antara dua wheel apeed yang dihitung). Dari quantity wheel
slip ini, ASCU menemukan kira-kira terjadi kondisi skid. Jika hal ini
terjadi ASCU menaikkan control current ke brake anti-skid valve. Hal ini
berati brake pressure berkurang dan mencegah roda skid.
Jika
kecepatan roda bertambah, ASCU mengurangi anti skid sevo valve current
untuk menaikkan brake pressure.Perubahan brake pressure yang terkontrol
tersebut berlangsung smooth (lancar) dan continue.
- Locked Wheel Protection
Locked
Wheel Protection membandingkan kecepatan suatu roda dengan roda yang
lain pada pesawat. locked wheel protection akan melepas roda yang sudah
berada pada kondisi deep skid.Jadi dapat sebagai alat keamanan tambahan.
- Touchdown Protection
Fitur
Touchdown Protection yaitu mencegah pilot mendaratkan pesawat secara in
advertently(dengan tidak berhati-hati) dengan menggunakan rem. Rem
selalu terjaga pada kondisi release sampai pesawat sudah menyentuh
landasan (Touchdown) dan roda-roda pada kondisi spin up.
- Hydroplane Protection
Hydroplane
Protection ini meningkatkan sistem performance bila mendarat diatas
landasan es atau berair, atau beban vertikal pada landing gear sangat
ringan. Kecepatan roda dibandingkan dengan inertial reference ground
speed pesawat (bila ada). Jadi dapat sebagai alat perlindungan /
keamanan tambahan.
- Pre-retract braking
Semua
roda yang sedang berputar dihentikan oleh hydraulic braking pada fase
landing gear retraction (landing gear ditarik masik kebadan pesawat)
yang berguna untuk meminimalkan kerusakan pesawat akibat loose fire
tread, mengurangi bahaya akibat goncangan pada struktur dan juga
mengurangi ketidaknyamanan penumpang.
b. BRAKE UNIT
Brake
bekerja dengan dua rotor . Tiga rotor, serupa untuk dua rotor brake
dengan rotor lainnya dan double stator serta Torque Tube, pertambahan
kondisi panas mematikan fungsi kedua brake. Brake menggunakan Hidraulic
Fluida dengan tekanan maksimum 3000 P.s.i.
Brake
bekerja dengan lima Hidraulic piston dan Cylinder assemblies diatas
menyatu di Cilinder Block. Brake secara lengkap dapat ditukarkan
diantara roda-roda.
3.4.1 Torque Tube
Torque
Tube terbuat dari baja yang kuat serta lapisan nikel yang tidak dapat
diregangkan. Enam baut dimasukkan ke sekrup kedalam Torque Tube serta
menjamin benda tersebut untuk menuju ke cylinder block. Perluasan kepala
baut menempati pasangan lubang di Landing Gear pinggiran roda untuk
mengirim Torque . Dua of the dowles, at diametri-cally posisi
sebaliknya, yaitu memperluas dan meneruskan untuk menyediakan dari alat
pelengkap brake ke landing gear oleh dua self-locking nuts dan
mencucinya. Tujuh tempat arah mesin yang sama didalam exterior dari
Torque Tube menempati torque tube slots di stator discs, mencegah
putaran tapi melakukan gerakan samping. Akhir dari Torque Tube didalam
roda sisi yaitu mengebor dan mengedapkan dari tujuh kesulitan baut dari
alat pelengkap thrust plate.
3.4.2 Cylinder Block
Cylinder
Block merupakan mesin yang terbuat dari campuran alumunium tempaan dan
lima brake bekerja di Cilinder, tempat yang sama didalam sebuah bubungan
berdiameter lingkaran. Jalannya fluida masuk menembus didalam Cylinder
block menghubungkan ke Cylinder. Dua bleed valves menyediakan
symetrically kaki indercarriage ditengah garis. Sebuah shuttle valve
merupakan alas dari kaki garis tengah, memerintahkan sebuah duplikat
menyuplai hidraulic ke brake. Sebuah Cylinder Block mengebor dari alat pelengkap ke Torgue Tube oleh enam baut.
3.4.3 Pressure Plate
Pressure
Plate terbuat dari bahan baja cakram yang kuat oleh dua sircum
ferential ribs dan lubang petak ketempat tujuan ke Torgue Tube. Hal
tersebut merupakan maksud ke kombinasi transmit daya tolak dari sebuah
hidraulic piston sama rata ke pembungkus panas. Hal itu juga berfungsi
sebagai Single stator dari pembungkus panas dan membawa friction pads
kedalam dari sebuah permukaan.
3.4.4 Thrust Plate
Steel
thrust plate merupakan desain rusuk yang kuat serta menjaga suatu
reaksi dari thrust hidraulik transmitted trough pembungkus panas. Tujuh
baut menjaga tiang thrust ke sebuah Torgue Tube. Hal tersebut berfungsi
sebagai single stator dan membawa frinction pads didalam suatu inner
face.
3.4.5 Stator Discs and Friction Pads
Heat
pack mengandung satu double stator, sebuah thrust stator dan sebuah
tekanan stator. Setiap stator meniadakan dengan tujuh slot didalam inner
circumference ketempat tujuan ke torgue tube slot diantara friction pad
posisi didalam double stator mencegah memutar balik panas. Beberapa
stator membawa tujuh friction pads setiap permukaan bekerja.
3.4.6 Rotor Assemblies
Heat
pack incorporates two rotor berkumpul kebeberapa pendingin enam baja
terkunci tahap jigsaw beberapa menggagalkan dari sebuah non-rigid
Use Drawing Base on Tire Catalog.
| |||||||||||||
Tyre type and size for CN 235
|
not to be used
| ||||||||||||
Nose Tyre : DUNLOP 8.50 – 10 / 12 PR TL 160 MPH
| |||||||||||||
Max Diameter (Do max)
|
25.65
|
in
|
=
|
651.51
|
mm
| ||||||||
Min Diameter (Do min)
|
24.7
|
in
|
=
|
627.38
|
mm
| ||||||||
Rim Diameter (DR)
|
10
|
in
|
=
|
254
|
mm
| ||||||||
Flange Height (FH)
|
0.906
|
in
|
=
|
23.0124
|
mm
| ||||||||
Inflation pressure
|
: …78… psi (info meltem)
| ||||||||||||
Main Tyre : DUNLOP 11.00 – 12 / 10 PR TL 160 MPH
| |||||||||||||
Max Diameter (Do max)
|
32.2
|
in
|
=
|
817.88
|
mm
| ||||||||
Min Diameter (Do min)
|
31
|
in
|
=
|
787.4
|
mm
| ||||||||
Rim Diameter (DR)
|
12
|
in
|
=
|
304.8
|
mm
| ||||||||
Flange Height (FH)
|
1
|
in
|
=
|
25.4
|
mm
| ||||||||
Inflation pressure
|
: 64 psi (info meltem)
| ||||||||||||
D
|
: Rim ledge diameter
| ||||||||||||
Df
|
: Rim flange outer diameter
| ||||||||||||
Do
|
: Outside diameter
| ||||||||||||
Ds
|
: Shoulder diameter
| ||||||||||||
W
|
: Cross section width
| ||||||||||||
Ws
|
: Shoulder width
| ||||||||||||
H
|
: Section height
| ||||||||||||
Hs
|
: Shoulder section width
| ||||||||||||
Ws (max)
|
: 0.90 W (max)
| ||||||||||||
Ds(max)
|
: 2(0.90 H(max) + D
| ||||||||||||
H =
|
(Do-D)/2
| ||||||||||||
Hs =
|
(Ds-D)/2
| ||||||||||||
n= | 1.19986137 | ||||||||||||
k= | 1187.72451 | ||||||||||||
Section height (tire height) H : | tire defl = | 2.38204373 | in | ||||||||||
= | 31.394316 | ||||||||||||
Nose tire height (Hn) =
|
7.5875
|
in
| |||||||||||
Main tire height (Hm) =
|
9.8
|
in
|
sumber: http://airframeandpowerplant.blogspot.com/2013/01/braking-system-pesawat-cn-235.html
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar