Selasa, 16 Desember 2014

ENGINE STARTING


Engine Starting

Bagaimana caranya mennghidupkan  Engine  ?? tentunya tidaklah susah, sama halnya  dengan  menghidupkan mesin mobil, tinggal nyalakan  starter (electric starter) yang akan menggerakkan piston sehingga terjadi hisapan dan kompresi udara, dengan  igniter dalam keadaan menyala, pada saat bersamaan kaki kanan sedikit menginjak pedal gas untuk memberikan pancingan bahan bakar yang cukup, sehingga terjadilah pembakaran sampai terjadinya IDLE .

Begitu pula Starting untuk berbagai macam jenis ENGINE secara basic umumnya sama dan tidaklah susah.
Ada tiga elemen dasar  yang menyebabkan terjadinya proses pembakaran yaitu ada udara (oksigen), ada bahan bakar ( Avtur ) dan ada api (Igniter). Bagaimana ketiga elemen penting ini diatur sehingga bisa terjadi pembakaran yang sempurna yang menimbulkan engine bisa hidup ( running ).
Kita tahu bahwa Engine yang sedang terbang (running) mendapatkan suplay udara dari compressor yang berputar. Lantas bagaimana kalau engine-nya mati , dari mana suplay udara supaya bisa menghidupkan engine??? ...
Nah… disinilah awal mula untuk bisa menghidupkan engine ( Engine starting ), artinnya kita butuh alat untuk memutar  Compressor agar  ada suplay udara . Dua elemen lain seperti  api / Igniter sudah stanby  tinggal menyalakan power  “ Igniter ON”. Begitu  pula bahan bakar /avtur  tinggal  menggerakkan Throttle  “Fuel  Shut-Off Valve Open “ artinya bahan bakar siap dialirkan dari ‘Fuel  tank’ melalui  ‘Fuel flow regulator’ menuju ‘Fuel  Nozzle’ yang siap disemprotkan ke ruang bakar ( Combustion Chamber ).
Kita kembali ke elemen udara yang di butuhkan untuk terjadinya proses pembakaran . Elemen udara ini bisa tersedia kalau Compressor BERPUTAR, bagaimana caranya memutarkan Compressor tsb, simak gambar  berikut….!



















Dari gambar bisa kita lihat bahwa untuk memutarkan compressor diperlukan sumber  udara bertekanan ( High Pressure air Source ) yang dapat diperoleh dari ;
1). External ground supply
2). APU ( Auxiliary Power Unit )
3). Cross-feed from a running engine
4). High Pressure Air Tank ( on Test Cell )

Setelah udara bertekanan tersedia sekitar 50 psi ( tekanan udara minimum tsb, tergantung jenis engine ), Tekanan udara tersebut dialirkan melalui Turbine Air STARTER  untuk menggerakan  Accessory Gear Box yang kemudian akan menggerakkan Horizontal Drive Shaft  dan didalam Transfer Gear Box , putaran horizontal Drive Shaft  ini kemudian ditransfer menjadi Radial Drive Shaft. Shaft inilah yang akhirnya langsung menggerakkan HP Compressor ( N2 shaft ). Disinilah awal mula terjadinya proses Starting. Setelah  HP Compressor  berputar maka udara ( Mass Airflow ) sudah mengalir, terhisap dan terkompresi , kemudian barulah Igninter ‘ON’dan Fuel Shut-off Valve ‘OPEN’ sehingga terjadilah proses pembakaran didalam  Ruang Bakar ( Combustion Chamber ).Awal mula terjadinya proses pembakaran ini menyebabkan engine mulai berputar kencang atau terjadi acceleration yang ditandai dengan peningkatan N2 / N1 rpm dan EGT ,maka kondisi ini dinamakan dengan LIGHT-UP.  Sampai mencapai putaran tertentu dimana engine sudah bisa berputar sendiri tanpa bantuan putaran dari STARTER ( Starter Cut–Off ). Maka kondisi  ini dinamakan ‘Selft Sustaining Speed’. Dan kemudian terjadilah IDLE.
Kondisi IDLE inilah akhir dari proses ' Engine Starting '.

sumber: http://airframeandpowerplant.blogspot.com/2013/01/engine-starting.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar